HIKMAH DIBALIK SERIMPI
Tarian
Serimpi merupakan salah satu tari yang
berasal dari Yogyakarta.
Pada
saat Sultan Pakubowono IX,memimpin
Yogyakarta. Tarian Serimpi tersebut tidak hanya dijadikan
sebagai sebuah hiburan semata, akan tetapi sesungguhnya sajian tersebut
dimaksudkan sebagai bekal bagi kematian Belanda, Menurut sangopati itu berarti
bekal untuk mati.
Inilah alasan mengapa,pistol-pistol yang
dipakai untuk menari sesungguhnya diisi dengan peluru yang sebenarnya. Ini
dimaksudkan apabila kegagalan, maka para penaripun telah siap mengorbankan
jiwanya.
Namun setelah Pakubuwono IX meninggal, Ia digantikan
putranya Pakubuwono X. Ketika itulah tarian serimpi berubah makna.Tarian ini
ditarikan dengan maksud agar semua perbuatan maupun tingkah laku manusia
hendaknya selalu ditunjukkan untuk menciptakan dan memelihara keselamatan
maupun kesejahteraan bagi kehidupan.
Hal ini nampak tercermin dalam makna
simbolis dari tarian srimpi sangopati yang sesungguhnya menggambarkan jalan untuk mengalahkan hawa nafsu yang selalu
menyertai manusia dan berusaha untuk saling menang menguasai manusia itu
sendiri. Tarian yang diperagakan 4 putri ini
masing-masing mendapat sebutan : air, api, angin dan bumi/tanah, yang selain
melambangkan terjadinya manusia juga melambangkan empat penjuru mata angin.
Sedang nama peranannya Batak, Gulu, Dhada dan Buncit. Komposisinya segi empat
yang melambangkan tiang Pendopo.
Tari
Serimpi juga menceritakan berbagai kisah, seperti cerita peperangan dan
pertengkaran. Gerakan tangan yang lambat dan gemulai merupakan ciri khas dari
tari Serimpi. Gerak tari pada Serimpi, ini menggambarkan
pandangan hidup dan sikap wanita Jawa dengan cara yang lebih jelas, seperti
perkelahian, persembahan, penerimaan, tangis,
peperangan, keberanian, kelincahan, dan
ketangkasan.
referensi: buku seni tari,untuk smp/mts, terbitan Pusat perbukuan kementrian Pendidikan Nasional