Minggu, 24 April 2016

Jenis dan Perbedaan Penelitian

Ketika, menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Setiap mahasiswa akan diberikan tugas, berupa penelitian sebagai salah syarat kelulusan mahasiswa tersebut dalam menjalankan pendidikan di perguruan tinggi. 
Berikut beberapa contoh jenis Penulisan / Penelitian yang terdapat di perguruan tinggi :

A. SKRIPSI

  •   Nama peneliti : ANNISA META CEMPAKA WANGI (Skripsi, 2010)
  •  Judul penelitian : ANALISIS MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN   PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2009



·         Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris apakah perusahaan pengakuisisi melakukan manajemen laba sebelum pelaksanaan merger dan akuisisi. Selain itu bertujuan untuk mengetahui perubahan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan proksi discretionary accrual (DA). Kemudian untuk pengukuran kinerja perusahaan diukur dengan rasio-rasio keuangan meliputi total asset turnover, net profit margin, dan return on asset. Analisis dilakukan dengan menggunakan independent sample t-test dan paired sample test. Hasil sampel menunjukkan bahwa tidak ada indikasi manajemen laba sebelum merger dan akuisisi yang dilakukan dengan income increasing accruals. Selanjutnya kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan rasio total asset turnover mengalami kenaikan sesudah merger dan akuisisi, sedangkan net profit margin dan return on asset mengalami penurunan sesudah merger dan akuisisi.

·         Metode penelitian : Metode penelitian yang dilakukan penulis adalah menggunakan metode korelasional dimana dalam penelitian ini penulis mencoba mengungkapkan hubungan-hubungan antar variabel yang terdapat dalam judul skripsi ini. Data yang berhasil dikumpulkan selama penelitian kemudian diproses untuk dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan dasar-dasar teori yang ada sehingga dapat memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Penelitian lapangan atau field research. Yaitu peninjauan lansung ke perusahaan yang  diteliti untuk memperoleh data primer. Data primer ini penyusun dapat melalui :
  • Observasi, yaitu mengadakan penelitian lapangan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang diteliti, untuk memperoleh data-data yang diperlukan.
  • Wawancara, yaitu mengajukan pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu secara tertulis,maupun lisan mengenai masalah-masalah yang telah ditetapkan. Tujuannnya adalah untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan guna pengolahan data.
  • Angket, yaitu pengambilan data melalui penyebaran daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi anggota penelitian.


2. Penelitian Kepustakaan (Library research) Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari bahan-bahan yang dianggap perlu dari literatur-literatur yang terkait dengan masalah yang diteliti untuk mendapatkan bahan-bahan yang akan dijadikan landasan teoritis dalam penyusunan skripsi ini.

·         Hasil :
1. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan melalui analisa dan kuesioner yang disebarkan, menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di PT. INTI (Persero) sudah dilaksanakan dengan baik. Ini dapat dilihat dari skala mengenai Diklat secara keseluruhan yaitu sebesar 3,9 , di mana angka tersebut berada pada posisi tinggi.
2. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan melalui analisa dari kuesioner yang disebarkan, dapat diambil kesimpulan bahwa karyawan PT. INTI (Persero) prestasi kerja yang dimiliki oleh karyawan sudah baik, Ini dapat dilihat dari skala mengenai prestasi kerja karyawan secara keseluruhan yaitu sebesar 4,03, di mana angka tersebut berada pada posisi tinggi.

3. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan analisa Rank
Spearman, yang menunjukkan kekuatan hubungan antara Pendidikan dan Pelatihan (variabel X) dengan Prestasi kerja (variabel Y), maka penulis menarik kesimpulan bahwa terdapat korelasi positif antara variabel X dengan variabel Y, yaitu sebesar 0.9018. Berdasarkan pedoman penafsiran koe
fisien korelasi, maka besarnya nilai koefisien korelasi menunjukkan hubungan antara kedua variabel tersebut kuat. Dari analisis Koefisien Determinasi yang menunjukkan kontribusi variabel X terhadap variabel Y, diperoleh bahwa Diklat mempengaruhi prestasi kerja sebesar 81,13 %. Sedangkan sisanya sebesar 18,7% adalah variabel-variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis menunjukkan Thitung lebih besar daripada Ttabel yaitu Thitung = 7,81 > 1,667.

·         Manfaat penelitian :
1. Bagi penulis
Untuk memperdalam dan menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. Selain itu juga untuk melihat sejauh penerapan teori teori yang didapat darikuliah dalam praktek dan sebenarnya.

2. Bagi perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan atau masukan kepada perusahaan dalam mencari alternatif pemecahan masalah yang berkaitan dengan sumber daya manusia khususnya pendidikan dan pelatihan.

3. Di pihak lain yang tertarik untuk menambah pengetahuan tentang manajemen sumber daya manusia khususnya dalam pelatihan.

B. THESIS


·         Nama peneliti : DONNY ARLANDA ANDROMEDA (Tesis, 2008)
·         Judul penelitian : ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEJ YANG DIAUDIT OLEH KANTOR AKUNTAN PUBLIK BERSKALA BESAR DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK BERSKALA KECIL
·         Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh manajemen laba terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Jakarta yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Berskala Besar dan Kantor Akuntan Publik Berskala Kecil dan untuk menganalisis perbedaan antara return pada perusahaan di BEJ yang diaudit oleh Kantor Akuntan Berskala Besar dan Kantor Akuntan Berskala Kecil. Sampel penelitian ini sebanyak 59 perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta, dengan metode pooling data (tahun 2004 - 2006), sehingga jumlah sampel (n) = 177. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan. Hasil penelitian bahwa secara parsial (individu) tidak terdapat pengaruh yang signifikan Manajemen Laba terhadap Return Saham, baik perusahaan yang diaudit oleh KAP Besar maupun KAP Kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya manajemen laba yang dilakukan pihak manajemen perusahaan tidak berpengaruh signifikan pada kenaikan return saham perusahaan. Pada uji Chow Test diperoleh nilai F hitung sebesar 12,10 lebih besar dibandingkan F tabel taraf signifikansi 5% sebesar 7,88 sehingga diperoleh hasil ada perbedaan yang signifikan return saham yang diaudit oleh KAP Besar dan KAP Kecil. Kecenderungan tindakan manajemen laba (rata-rata nilai diskresioner akrual) pada perusahaan yang diaudit oleh KAP Besar sebesar 0,0031 sedangkan tindakan manajemen laba (rata-rata nilai diskresioner akrual) pada perusahaan yang diaudit oleh KAP Kecil sebesar 0,0049 yang menunjukkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP Besar lebih kecil kecenderungan melakukan manajemen laba dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP Kecil.

·         Metode penelitian :
  1.  Studi dokumentasi terhadap laporan keuangan tahunan perusahaan yang diperoleh dari ICMD.
  2. Literatur berupa : buku, teks, artikel, jurnal dan majalah, serta data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

·         Hasil : Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan :
  1. Secara parsial (individu) tidak terdapat pengaruh yang signifikan Manajemen Laba terhadap Return Saham, baik perusahaan yang diaudit oleh KAP Besar maupun KAP Kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya manajemen laba yang dilakukan pihak manajemen perusahaan tidak berpengaruh signifikan pada kenaikan return saham perusahaan. Hasil penelitian tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Aloysia Yanti Ardiati (2005) bahwa Manajemen laba berpengaruh positif terhadap return
  2. Pada uji Chow Test diperoleh nilai F hitung sebesar 12,10 lebih besar dibandingkan F tabel taraf signifikansi 5% sebesar 7,88 sehingga diperoleh hasil ada perbedaan yang signifikan return saham yang diaudit oleh KAP Besar dan KAP Kecil. Kecenderungan tindakan manajemen laba (rata-rata nilai diskresioner total akrual) pada perusahaan yang diaudit oleh KAP Besar sebesar 0,0031 sedangkan tindakanmanajemen laba (rata-rata nilai diskresioner total akrual) pada perusahaan yang diaudit oleh KAP Kecil sebesar 0,0049 yang menunjukkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP Besar lebih kecil kecenderungannya untuk melakukan manajemen laba dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP Kecil. 

·         Manfaat penelitian :
  1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi investor dalam melakukan investasi di Bursa Efek Jakarta.
  2. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Jakarta dalam pemilihan KAP untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan manufaktur yang go publicdi Bursa Efek Jakarta.
  3. Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini.
C. DESERTASI

·                Nama peneliti     : BUDI TRI SISWANTO (Disertasi, 2011)
·              Judul penelitian : PENGEMBANGAN MODEL PENYELENGGARAAN WORK-BASED                                              LEARNING PADA PENDIDIKAN VOKASI DIPLOMA III OTOMOTIF
·         Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk :
(1) menemukan model penyelenggaraan work-based learning pada pendidikan vokasi program Diploma III Otomotif yang dapat meningkatkan kualitas hasil belajar;

(2) mengetahui luaran (output) penyelenggaraan work-based learning dengan model yang dikembangkan;

(3) mengetahui respon pengelola program dan manajemen perusahaan terhadap model pengembangan tersebut; dan

(4) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hasil belajar WBL. Penelitian R&D dan eksperimen ini dilaksanakan pada program studi Diploma III Otomotif. Penelitian dilakukan di pusdiklat/training centerpada berbagai APM (Agen Pemegang Merek) Otomotif di Jakarta, Karawang,Tangerang, Bekasi. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Diploma III program studi Teknik Otomotif yang melaksanakan program pengalaman lapangan/praktik industri di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Dua kelompok mahasiswa sebagai sampel penelitian berjumlah 100 mahasiswa ditentukan dengan teknik purposive sampling yang meliputi 3 PTN dan 3 PTS di DIY dan Jawa Tengah. Eksperimen dilaksanakan di lokasi pusdiklat/training center APM Jakarta, Karawang, Tangerang, Bekasi pada Juli–Oktober 2010 dengan rancangan faktorial 2 x 1. Data dikumpulkan dengan inventori, lembar pengamatan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis Validasi isi dilakukan dengan expert judgement. Validasi konstruk dilakukan dengan analisis faktor dan reliabilitas butir ditentukan dengan formula Alpha Cronbach dan KR-20. Data dianalisis dengan analisis deskriptif, korelasi, regresi, jalur, dan uji-t menggunakan bantuan program komputer SPSS.17 Uji kecocokan model dengan Structural Equation Modeling (SEM) dengan bantuan program LISREL 8.80, taraf signifikansi 0,05.

·         Hasil penelitian :

(1) model WBL Rolling Terpadu cocok digunakan dalam penyelenggaraan program work-based learning Diploma III Otomotif untuk meningkatkan kualitas hasil belajar;

(2) luaran (output) dari model WBL Rolling Terpadu yaitu: pengetahuan mekanik otomotif, sikap profesional, kesiapan mental kerja, dan kemandirian mahasiswa pada kelas model lebih tinggi secara signifikan dibanding kelas konvensional;

(3) respon pengelola program dan manajemen perusahaan terhadap model penyelenggaraan WBL Rolling Terpadu dalam kategori tinggi, baik dalam konsep work-based learning, penerapan dalam teknis penyelenggaraan, maupun persepsi mereka tentang WBL, dan

(4) dengan analisis regresi ganda, faktor-faktor determinasi yang mempengaruhi kualitas hasil belajar WBL adalah: kinerja manajemen pengelola, budaya organisasi mahasiswa, iii dan kualitas pembelajaran WBL. WBL Rolling Terpadu dapat dikembangkan sebagai alternatif penyelenggaraan program praktik pengalaman industri pada Diploma III Otomotif.

·         Metode penelitian : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) (Borg&Gall, 1983:772) dan dilanjutkan eksperimen Model pengembangan dalam penelitian ini melalui tahap model konseptual, model teoretik, model hipotetik, dan model final. Model konseptual adalah model yang bersifat analitis, yang menyebutkan komponen-komponen produk, menganalisis komponen secara rinci, dan menunjukkan hubungan antar komponen yang akan dikembangkan. Model teoretik adalah model yang menggambarkan kerangka pikir yang didasarkan pada teori-teori yang relevan dan didukung oleh data empirik. Model hipotetik adalah model yang sudah mendapat masukan pakar dan praktisi melalui focus group discussion (FGD). Model final adalah model yang sudah diuji coba empirik. Pengembangan model pada penelitian ini disebut sebagai Model WBL RoTer atau WBL Rolling Terpadu dengan kegiatan FGD (Focus Group Discussion), teknik Delphi, dan eksperimen. Metode pengembangan dalam penelitian ini merujuk pada model tahap R&D yang direkomendasikan Borg & Gall (1989) maupun Plomp (1997). Pengembangan menurut Plomp meliputi:
(1) fase studi pendahuluan (preliminary investigation),
(2) fase pembuatan desain (design),
(3) fase merealisasikan desain (realization/construction),
(4) fase melakukan tes, evaluasi dan dan revisi (test, evaluation and revision), dan (5) fase implementasi (implementation)

·  Hasil : Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan sesuai rumusan masalah sebagai berikut:
  1. Berdasarkan hasil uji coba dan pengembangan, model penyelenggaraan work-based learning Rolling Terpadu (RoTer) pada pendidikan vokasi Diploma III Otomotif terbukti meningkatkan kualitas hasil belajar pada program atau mata kuliah pengalaman industri yang merupakan mata kuliah lapangan pada program D III Otomotif. Model penyelenggaraan WBL Rolling Terpadu efektif meningkatkan kualitas hasil belajar yang meliputi 4 (empat) aspek: pengetahuan mekanik otomotif, sikap profesional, kesiapan mental kerja, dan kemandirian mahasiswa.
  2.  Luaran (output) dari model WBL Rolling Terpadu yaitu:pengetahuan mekanik otomotif, sikap profesional, kesiapan mental kerja, dan kemandirian mahasiswa pada kelas model lebih tinggi secara signifikan dibanding kelas konvensional. Hasil uji coba model WBL Rolling Terpadu sudah memenuhi persyaratan penelitian dan pengembangan yang meliputi: akurasi, realistik, dan segi manfaat. Data dan informasi eksperimen dianalisis sesuai dengan teknik-teknik ilmiah seperti validitas dan reliabilitas instrumen, persyaratan responden, pengelompokan kelas eksperimen dan kontrol, dokumentasi, dan pemenuhan ketentuan atau persyaratan penelitian lainnya.
  3. Respon pengelola program dan manajemen perusahaan terhadap model penyelenggaraan WBL Rolling Terpadu dalam kategori tinggi, baik dalam konsep work-based learning, penerapan dalam teknis penyelenggaraan, maupun persepsi mereka tentang WBL yang seharusnya. Dalam pandangan dan respon mereka, WBL Rolling Terpadu juga dapat mengembangkan softskill pada para peserta WBL
  4. Faktor-faktor determinasi yang mempengaruhi kualitas hasil belajar WBL secara urutan dari yang terbesar adalah: (1) kualitas pembelajaran WBL, (2) budaya organisasi mahasiswa, dan (3) kinerja manajemen pengelola. Secara teoretis, model penyelenggaraan WBL Rolling Terpadu merupakan temuan hasil proses prosedur pengembangan R&D yang teruji. Secara praksis, model WBL Rolling Terpadu merupakan model alternative penyelenggaraan pembelajaran berbasis tempat kerja program Diploma III Otomotif untuk meningkatkan kualitas hasil belajar.


·         Manfaat penelitian :
1. Manfaat praktis :
  • ditemukannya sebuah model penyelenggaraan WBL pada pendidikan vokasi Diploma III otomotif yang dapat digunakan oleh para pengelola DIII dan mitra kerja industri sebagai acuan penyelenggaraan program work-based learning;
  • informasi yang diperoleh dari hasil penerapan model, diharapkan dapat digunakan oleh para pelaksana program pengalaman industri untuk meningkatkan kualitas hasil belajar mahasiswa peserta WBL;
  • implikasi manajerial berkait pengungkapan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran dan kualitas hasil belajar melalui pendekatan work-based learning model (yang diadopsi dan dikembangkan dalam penelitian ini) merupakan terobosan dalam inovasi proses, dimana penyelenggaraan pendidikan vokasi dilakukan dengan kolaborasi antara perguruan tinggi industri dan dengan potensi mitra kerjasama melalui proses problem solving dan decision making yang dilakukan manajemen pengelola.

2. Manfaat teoritis
Secara teoretis, manfaat penelitian ini:
  •  ditemukan sebuah model penyelenggaraan yang diharapkan dapat menjadi alternatif
  • ragam model penyelenggaraan WBL dalam bidang vokasi Diploma III otomotif;
  • sebagai masukan sekaligus salah satu referensi bagi penelitian lain yang relevan;
  • pengembangan teori-teori pembelajaran eksperiensial, pengajaran dan pembelajaran           kontekstual, serta pembelajaran berbasis tempat kerja.


Perbedaan antara Skripsi, Tesis dan Disertasi

No
Aspek
Skripsi
Tesis
Disertasi
1
Jenjang
S1
S2
S3 (tertinggi)
2
Permasalahan
Dapat diangkat dari pengalaman empirik, tidak mendalam
Diangkat dari pengalaman empirik, dan teoritik, bersifat  mendalam
Diangkat dari kajian teoritik yang didukung fakta empirik, bersifat sangat mendalam
3
Kemandirian penulis
60% peran penulis, 40% pembimbing
80% peran penulis, 20% pembimbing
90% peran penulis
10% pembimbing
4
Bobot Ilmiah
Rendah – sedang
Sedang – tinggi.  Pendalaman / pengembangan terhadap teori dan penelitian yang ada
Tinggi, Tertinggi dibidang akademik.   Diwajibkan mencari terobosan dan teori baru dalam bidang ilmu pengetahuan
5
Pemaparan
Dominan deskriptif
Deskriptif dan Analitis
Dominan analitis
6
Model Analisis
Rendah – sedang
Sedang – tinggi
Tinggi
7
Jumlah rumusan masalah
Sekitar 1-2
Minimal 3
Lebih dari 3
8
Metode / Uji statistik
Biasanya  memakai uji Kualitatif / Uji deskriptif, Uji statistik parametrik (uji 1 pihak, 2 pihak), atau Statistik non parametrik (test binomial, Chi kuadrat, run test), uji hipotesis komparatif, uji hipotesis asosiatif, Korelasi, Regresi, Uji beda, Uji Chi Square, dll
Biasanya memakai uji Kualitatif  lanjut  /  regresi ganda, atau korelasi ganda, mulitivariate, multivariate lanjutan (regresi dummy, data panel, persamaan simultan, regresi logistic, Log linier analisis,  ekonometrika static & dinamik, time series ekonometrik) Path analysis, SEM
Sama dengan tesis dengan metode lebih kompleks, berbobot yang bertujuan mencari terobosan dan teori baru dalam bidang ilmu pengetahuan
9
Jenjang Pembimbing/ Penguji
Minimal Magister
Minimal Doktor dan Magister yang berpengalaman
Minimal Profesor dan Doktor  yang berpengalaman
10
Orisinalitas penelitian
Bisa replika penelitian orang lain, tempat kasus berbeda
Mengutamakan orisinalitas
Harus orisinil
11
Penemuan hal-hal yang baru
Tidak harus
Diutamakan
Diharuskan
12
Publikasi hasil penelitian
Kampus Internal dan disarankan nasional
Minimal Nasional
Nasional dan Internasional
13
Jumlah rujukan / daftar pustaka
Minimal 20
Minimal 40
Minimal 60
14
Metode / Program statistik yang biasa digunakan
Kualitatif / Manual, Excel, SPSS dll
Kualitatif lanjut / SPSS, Eview, Lisrel, Amos dll
Kualitatif lanjut / SPSS, Eview, Lisrel, Amos dll


 Sumber : Eprints Undip
                 staff.uny.ac.id
                 budiwidyatama.blogspot.co.id
                 




























Kamis, 31 Maret 2016

Paragraf

Contoh Paragraf Generalisasi

Jumlah penduduk di Jakarta setiap tahun mengalami peningkatan. Hal tersebut dikarenakan banyaknya pendatang yang berdatangan  untuk mencari pekerjaan, melanjutkan pendidikan, maupun menetap di Jakarta. Kondisi ini  harusnya membuat pemerintah melakukan kerjasama dengan masyarakat untuk mengurangi tingkat kenaikan jumlah penduduk di Jakarta. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah penduduk yaitu, membuat peraturan yang tegas, bagi orang yang ingin menetap di Jakarta, seperti, Individu yang ingin menetap di Jakarta harus memiliki modal yang cukup (memiliki pendidikan yang baik, atau memiliki modal untuk melakukan usaha), menetapkan usia pernikahan dan melakukan program KB.

Contoh Paragraf Analogi

Menjaga kesehatan tubuh layaknya seperti merawat bunga. Perlu perawatan khusus seperti, memberikan pupuk sesuai takarannya, menyiram secara rutin, hingga harus mengetahui gejala-gejala jika terkena penyakit. Sama dengan merawat kesehatan tubuh, harus pintar memilih makanan bergizi, dan makan sesuai kebutuhan ( tidak kekenyangan), serta mampu untuk mencari solusi pengobatan jika tubuh, mendapat gangguan kesehatan ( sumber: kumpulan).

Contoh Paragraf Akibat ke Akibat 

Universitas Gunadarma memiliki tiga kampus yang berada di Kelapa Dua, Depok. Keberadan kampus ini cukup menyerap banyak individu yang ingin melanjutkan pendidikan mereka di perguruan tinggi. Banyak mahasiswa yang memilih membawa kendaraan pribadi mereka ke universitas, sehingga menyebabkan intensitas kendaraan di seputaran kelapa dua dapat dikatakan telah melebihi kapasitas. Akibatnya, kemacetan  tidak dapat dihindarkan, terutama saat proses belajar mengajar telah usai.

Analisis Berita

 


Analisis Berita
     Berita diatas, merupakan paragraf yang menyampaikan permasalahan khusus di awal tulisannya, atau dengan kata lain paragraf diatas merupakan paragraf induktif. Pada awal paragraf penulis menunjukkan fakta-fakta, adanya penipuan pangan yang memengaruhi kepercayaan konsumen dan menyebabkan kerugian.
Wujud evidensi pada tulisan diatas diperoleh dari Pricewaterhouse Coopers, disajikan setelah PwC melakukan riset.
Inferensinya, bahwa penipuan pangan memberikan dampak pada perusahaan dan konsumen.Penipuan yang dilakukan juga dapat merusak kesehatan konsumen, karena produk yang dikonsumsi tidak sesuai dengan produk yang diinginkan / seharusnya (daging sapi cincang diganti dengan daging kuda).

Sumber: Kompas


 

Sabtu, 30 Januari 2016

KELAS SOSIAL

Jenjang sosial, merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat baik yang tinggal di kota maupun di desa. Hal ini dikarenakan setiap manusia memiliki keinginan untuk dihargai maupun dihormati lebih dari manusiia manapun, sehinggga akan terbentuk jenjang sosial yang akan mengakibatkan adanya pembedaan sosial di dalam masyarakat.
Jenjang, sosial adalah, suatu kondisi dimana berada pada posisi yang  memiliki tingkatan-tingkatan berdasarka kelas sosial di masyarakat yang sedang diraihnya. Sehingga jenjang sosial senantiasa berubah seiring dengan pencapaian dan keberhasilan seseorang dalam merubah kelas sosialnya.

FAKTOR PENENTU KELAS SOSIAL


























PENGUKURAN KELAS SOSIAL





PENDEKATAN SISTEMATIS






PEMASARAN PADA SEGMEN PASAR BERDASARKAN KELAS SOSIAL

     Pemasaran pada segmen, berdasarkan kelas sosial berbeda - beda sesuai dengan kelas sosial yang ingin dituju. Suatu produk yang diproduksi, dengan sasaran penjualan konsumen yang berada pada kelas sosial yang tinggi. Umumnya, pemasaran menggunakan iklan yang premium atau lebih bersifat eksklusif, karena, dapat diketahui bahwa masyarakat pada kelompok ini memiliki status sosial yang tertinggi, mereka lebih memilih, produk yang higinies, terbaru, bermerk, dan kualitas yang sangat bagus.
     Berbeda, apabila produk yang diproduksi dengan sasaran penjualan,masyarakat pada kelas sosial rendah. Penggunaan iklan kurang digencarkan  dan umumnya lebih menggunakan promosi yang lebih kuat karena, masyarakat pada kelas sosial ini lebih mengutamakan sebuah kuantitas suatu produk dengan harga yang murah. 


DIFUSI

    Merupakan suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu kelompok ke kelompok lain atau dari satu masyarakat ke masyarakt lain. Dengan proses tersebut manusia mampu menghimpun penemuan - penemuan baru yang dihasilkan.
Dengan adanya diifusi, suatu penemuan yang telah diterima oleh masyarakat dapat diteruskkan dan disebarkan pada masyarakat luas sampai seluruh manusia dapat menikmati kegunaan penemuan bagi kemajuan peradaban.

elemen- elemen difusi :

  • Inovasi
         Suatu ide, barang, kejadian, metode, yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang, baik hasil discovery maupun invensi diadakan guna mencapai tujuan.
    Suatu inovasi, dalam proses difusi terbuka kemungkinan terjadinya perubahan atau modifikasi, dan para penerima inovasi bukan berperan secara pasif hanya sekedar menerima apa yang diberikan. Komunikasi merupakan salah satu elemen yang tidak dapat ditinggalkan dalam proses difusi inovasi

         

  •   Saluran tertentu
         Komunikasi disini diartikan sebagai proses pertukaran informasi antar warga masyarakat, sehingga terjadi saling pengertian satu sama lain. Komunikasi denga tipe khusus yaitu difusi, yang menggunakan sesuatu hal yang baru (inovasi) sebagai bahan informasi. Kegiatan komunikasi dalam proses diifusi mencakup :
    o   suatu inovasi
    o   Individu / kelompok yang telah mengetahui dan berpengalaman dengan inovasi
    o   Individu / kelompok yang belum mengenal inovasi
     Komunikasi, dalam proses difusi adalah upaya mempertukarkan ide baru / inovasi oleh seseorang atau unit tertentu yang telah mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi tersebut kepada seseorang atau unit lain yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai inovasi, melalui saluran komunikasi tertentu. 

        
Peranan, dimensi waktu dalam proses difusi,

a. Proses Keputusan inovasi
   Merupakan proses sejak, seseorang mengetahui inovasi pertama kali sampai ia memutuskan untuk menerima atau menolak inovasi.
Terdapat lima langkah, dalam proses keputusan inovasi, yaitu :
  • Pengetahuan tentang inovasi
  • Bujukan atau himbauan
  • Penetapan atau keputusan
  • Penerapan               
  • Konfirmasi

Namun, ke-5 tahap diatas, tiadak semuanya terlalui karena mungkin terdapat pengecuallian
Contoh, seseorang memutuskan menerima inovasi tanpa melalui tahap himbauan.

b. kepekaan seseorang terhadap inovasi
    TIdak semua orang dalam suatu, system sosial menerima inovasi dalam waktu yang sama.mereka menerima inovasi dalam  waktu yang sama. Mereka menerima inovasi dalam urutan waktu, artinya ada yang dahulu ada yang kemudian.Pihak yang menerima inovasi lebih dahulu secara relative lebih peka, terhadap inovasi daripada yang menerima inovasi lebih akhir.

c. Kecepatan penerimaaan inovasi
   Kecepatan penerimaan inovasi ialah kecepatan relative diterimanya inovasi oleh warga masyarakat/ anggota system sosial. Kecepatan inovasi biasanya diukur berdasarkan lamnya waktu yang diperlukan untuk mencapai presentase tertentu dari jumlah warga masyarkat yang telah menerima inovasi.

  • Sistem sosial
     System sosial merupakan hubungan antar individu atau unit dengan bekerja sama untuk memecahkan masalah guna mencapai tujuan anggota system sosial dapat berupa inividu, organisasi, kelompok dan sub system lainnya yang ssaling pengertian dan memberi hubungan timbal balik.

Referensi: diolah dari berbagai sumber

Sabtu, 14 November 2015

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN

     Sebelum membeli suatu produk maupun jasa,para  konsumen tentu akan melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau jasa. Evaluasi yang digunakan akan menghasilkan suatu keputusan.
Pengambilan keputusan sendiri merupakan sebuah proses yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif sebelum pembelian, pembelian, konsumsi, dan evaluasi alternatif sesudah pembelian (Engel,1995).

Di Bawah Ini,bagan proses pengambilan keputusan :



1.Model Proses















2.Tahapan Proses






















3.Faktor yang memengaruhi

Pengambilan Keputusan Pembelian



   Konsumsi Multivitamin
     
     Pada era ini,aktivitas masyarakat semakin intens.Menjaga  tubuh agar tetap bugar dan sehat  mutlak diperlukan,agar dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara prima, kita dapat mengkonsumsi multivitamin.
Multivitamin merupakan suatu produk dengan tujuan untuk menambah kebutuhan manusia akan vitamin,mineral,dan nutrisi lainnya.
Vitamin dalam banyak hal sangat berperan dalam proses penyegaran tubuh. Ia tidak hanya menghasilkan kalori yang digunakan sebagaimana lemak, hidrat arang atau protein, tetapi mempunyai kegunaan yang mutlak bagi semua mahkluk hidup. Vitamin diperlukan dalam jumlah kecil untuk banyak reaksi kimiawi di dalam tubuh sementara mineral memainkan peranan penting dalam pembentukan jaringan tubuh dan pembentukan sistim enzim di seluruh tubuh.
     Bagaimana dengan perilaku mengonsumsi multivitamin di masyarakat kita? Saat ini tingkat konsumsi multivitamin masyarakat lumayan baik. Parameter itu dapat dilihat dari survei yang dilakukan MARS Indonesia di Jakarta dan Surabaya bahwa hampir 64,7% masyarakat di kedua kota besar tersebut mengonsumsi multivitamin dalam tiga bulan terakhir.
Frekuensi konsumsi pun cukup tinggi,dalam satu bulan terakhir rata-rata mereka mengkonsumsi multivitamin lebih dari 10 kali dengan porsi 61,9% untuk masyakarat Jakarta dan 33,4% untuk masyarakat Surabaya.
      Terdapat lebih dari 45 merek multivitamin yang sekarang beredar di pasaran, namun hanya sekitar 10 merek saja yang mampu bersaing memperebutkan pasar.
Peringkat pertama berhasil diraih Enervon C dengan total porsi 17,9%. Menempel ketat di belakangnya adalah Hemaviton (17,0%), lalu Redoxon (16,6%), CDR (11,5%), Ester C (5,2%), Sangobion (3,9%), Supradyn (2,1%), Sakatonik Liver (1,8%), Fatigon (1,7%), dan Natur E (1,7%). Sedangkan merek-merek lain porsinya di bawah 1,5%.
Dari hasil consumer insight, kekuatan terbesar Enervon C terletak pada kepercayaan terhadap produk (loyalitas), karena sejak dulu ia selalu direkomendasikan oleh para dokter
Enervon C, Ester C, Sangobion, dan Sakatonik Liver leading di Jakarta. Sebaliknya Hemaviton, Redoxon, Supradyn, Fatigon dan Natur E unggul di Surabaya. Sementara CDR berbagi angka yang sama untuk kedua kota tersebut yaitu 11,5%.
     Alasan,mereka mengkonsumsi multivitamin mayoritas karena ingin meningkatkan stamina tubuh (63,7%) ketimbang sekadar untuk meningkatkan daya tahan tubuh (56,4%),penyembuhan dari sakit (6,4%), ataupun ingin menambah darah (1,1%).

Keberhasilan Enervon C menjadi produk multivamin paling digemari adalah lantaran produk PT Medifarma Laboratories, Inc. ini mengandung Vitamin C 500 mg dan Vitamin Bkompleks. Preposisi yang terdapat dalam Enervon C ini dapat memperkuat daya tahan tubuh (imunitas) dan dapat menjaga stamina.

sumber data konsumen : MARS Indonesia